Bermula dari hobi menikmati
wedang secang, kemudian tercetuslah ide untuk membuat produk yang lebih
praktis. Berbekal resep dari sang Ibu, Andrianto Soeristyo Soerahmad ini
mengkreasikan bahan baku wedang secang yang terdiri dari kayu secang yang
diserut, tangkai serai, dan jahe yang dimemarkan hanya menjadi formula
berbentuk cairan berupa sirup.
Sehingga bagi yang ingin menikmatinya tidak perlu repot dan hanya menambahkan air. Ide tersebutpun berkembang, dan ia jadikan usaha hingga saat ini.
Sehingga bagi yang ingin menikmatinya tidak perlu repot dan hanya menambahkan air. Ide tersebutpun berkembang, dan ia jadikan usaha hingga saat ini.
”Setiap ingin membuat wedang secang itu repot, belum lagi ketika sudah diseduh pasti ada ampasnya. Produk yang tersedia di pasaran juga kebanyakan tidak praktis, bahannya harus di keringkan dulu, kesannya ribet. Kalau mau disajikan dalam bentuk yang segar tapi ribet. Saya punya ide kenapa tidak dibuat masternya saja berbentuk cairan yang hanya diseduh pakai air dan bisa langsung di miunum, kan praktis,” ungkapnya.
Dari pengalamannya itulah, pria yang akrab disapa Andri ini membuat ramuan sirup wedang secang yang berbahan dasar dari secang dan jahe asli. Mungkin, bagi penikmat akan merasakan sensari rasa yang sedikit unik. Karena Andri menambahkan beberapa rempah lain sehingga rasanya nikmat dan pas.
”Dari November 2017 lalu itu saya mencoba membuat dan mengemasnya serta saya coba tawarkan ke tetangga dan teman-teman untuk mengicipi terlebih dahulu. Sirup wedang secang yang saya buat ini selain praktis juga bisa dihidangkan dingin maupun hangat. Cocok juga dicampur dengan teh, kopi maupun susu, rasanya lebih nikmat,” jelasnya.
Bermula Membuat Hanya 10 Botol per Hari
Pria asal Sidoarum, Godean ini
memulai usaha yang ia beri nama Sirup Wedang Secang Istimewa Yangti ini dengan
membuat 10 botol setiap harinya sebagai test pasar. Pemasaran dimulai dengan
menawarkannya ke tetangga sekitar dan juga relasinya. Respon positif dari
konsumen, membuat Andri semakin mantab melanjutkan usaha yang ia rintis mulai
dari dapur rumahnya tersebut.
”Alhamdulillah, meski masih skala
kecil saat ini bisa produksi optimal 40 botol setiap harinya,” terang Andri
ketika ditemui di sela-sela Expo UKM Istimewa 2019.
Dari 40 botol tersebut, Andri
mencoba menawarkannya ke beberapa daerah sekitar DI Yogyakarta. Berbekal keilmuan
pemasaran yang ia peroleh dari keikutsertaannya tergabung dalam anggota PLUT
KUMKM dan Forkom Godean, Andri mulai memperluas pemasaran Sirup Wedang
Secangnya.
Mengutamakan Kualitas Produksi
Sejak awal ingin merintis usaha
Sirup Wedang Secang, Andri berupaya menemukan formula yang pas dan tahapan produksi
yang memenuhi standar. Diantaranya yaiu, tentang kualitas produksi yang distabilkan.
Baginya kualitas adalah hal utama dari suatu produk apalagi yang dikonsumsi. Ia pun melakukan uji resep hingga tiga bulan lamanya. Tahap selanjutnya, yaitu kemasan yang akhirnya ia memutuskan menggunakan botol plastik yang berkualitas.
Baginya kualitas adalah hal utama dari suatu produk apalagi yang dikonsumsi. Ia pun melakukan uji resep hingga tiga bulan lamanya. Tahap selanjutnya, yaitu kemasan yang akhirnya ia memutuskan menggunakan botol plastik yang berkualitas.
”Kemudian memikirkan kemasan dan
merk. Kemasan label hingga saat sedang pengembangan. Karena juga tengah
merencanakan kemasan premiumnya,” katanya.
Sirup Wedang Secang Istimewa
Yangti yang dibanderol harga Rp 15 ribu – Rp 17 ribu per botolnya ini, sangat
menerapkan Standart Operating Prosedure (SOP) produksi, agar kualitas
senantiasa terjaga. Jika sudah kontinyu Ia yakin kuantitas akan mengikuti. Sirup
Wedang Secang Istimewa Yangti berani menjamin berkualitas premium, dan hanya
tahan tiga bulan di suhu ruang dan enam bulan jika disimpan di lemari pendingin.
”Kelebihan produk kami tanpa
adanya bahan tambahan pangan. Kami tidak menggunakan pewarna, pengawet, dan
perasa. Jadi aman dikonsumsi anak-anak hingga orang tua. Selain itu juga
keunggulan produk kami bersih, tidak ada ampasnya, menggunakan gula asli. Jika
ada yang tidak puas, kami menggransi dengan mengganti yang baru,” terangnya.
Beruntung Tergabung di PLUT dan Forkom Godean
Andri mengaku, memiliki rasa
keingintahuan yang lebih. Terlebih sebagai usaha pemula, yang masih terbatas
keilmuannya Andri pun mencari wadahnya. Ia pun mulai mencari informasi ke DinasKoperasi dan UKM dan datang ke PLUT mendaftarkan diri sebagai anggota. Dari PLUT KUMKM DIY,
Ia pun diarahkan juga agar tergabung dalam Forum Komunikasi Godean. Yang
menjadi wadah para pengusaha tingkat kecamatan.
”Sangat membantu sekali, kami
para UKM apalagi yang sedang merintis. Karena dibekali ilmu tentang membangun,
mengelola, hingga pemasaran. Dan dengan tergabung di Forkom Godean, jadi
mendapat kemudahan mengurus IUMK, dan enam bulan selanjutnya mendapat izin
edarnya berupa P-IRT. Ke depan ini dari pihak Forkom dan PLUT rencananya akan
membantu dalam pengurusan HAKI dan Sertifikasi Halal,” ujarnya senang.
Dengan tergabung di PLUT KUMKMDIY dan Forkom Godean, Andri merasa dibimbing, terus disemangati antar anggota
dan pengusaha. Sehingga tercipta rasa optimistis untuk jalan terus
mengembangkan usahanya.
”Tak hanya itu, dari sana pula
saya mendapat informasi tentang pameran dan bazar seperti sekarang ini yang
saya ikuti,” akunya.
Siap Bersaing dengan Minuman Masa Kini
Diakuinya, setelah usahanya
memiliki legalitas yang jelas ia pun mendapat kemudahan-kemudahan dalam
melakukan pemasaran yang lebih luas. Selain itu, Andri merasa lebih percaya
diri, ketika harus bersaing dengan deretan produk minuman masa kini yang jumlah
dan variannya sangat beragam.
”Sirup Wedang Istimewa Yangti
sudah jadi menu di beberapa rumah makan. Saya juga menitipkan di beberapa toko
oleh-oleh,” ujarnya.
Ketika ditanya perihal ‘Jogja
surganya kuliner’, Andri mengungkapkan tagline
tersebut memang cocok untuk Yogyakarta. Ia melihat dari beberapa rekannya sesama
pengusaha dari luar kota Yogya merasa kesulitan produknya masuk di wilayah Yogyakarta.
Karena harus bersaing sekian ribu produk, baik yang berasal dari lokal maupun
luar Yogyakarta.
”Harus siap berkompetisi, karena untuk
masuk ke pasar Jogja itu effortnya luar biasa. Beberapa teman yang ingin memasukan
produknya ke Jogja itu effortnya beda dari tempat lain. Mungkin karena saking
banyaknya produk yang masuk ke Jogja,” ungkapnya.
Selama ini, tidak ada kendala
berarti yang ditemui Andri dalam mengelola usahanya. Hanya saja ia mengaku
untuk bahan baku jahe harganya belum stabil karena tergantung musim. Meski
begitu, Andri optimistis produknya bisa bersaing dengan ragamnya minuman yang
bermunculan saat ini.
”Saya berharap, Sirup Wedang
Secang Istimewa Yangti ini bisa go nasional bahkan internasional. Menjadi hidangan
minuman yang Priority Class seperti di maskapai penerbangan, kereta api dan
sebagainya,” harapnya.
Ayah dua anak ini menambahkan,
adanya kegiatan Expo UKM Istimewa 2019 yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan UKM DIY ini sangat membantu para UKM untuk
memperkenalkan produknya. Namun, ia berharap ke depannya acara ini jika
diadakan lagi agar lebih tertata, dan mempersiapkan para UKM binaan yang
semakin kreatif, inovatif, dan siap berdaya saing.
”Yang saya rasakan, mungkin
kurangnya publikasi dan bertumpuk dengan kegiatan lain. Publikasi terkesan
mendadak jadi konsentrasinya kurang. Lokasi sudah oke karena mudah diakses,
namun waktunya sedikit kurang pas. Mungkin akan lebih ramai ketika saat
liburan,” pungkasnya. (Reporter: titis ayu w)
Inspiratif sekali ini kak. Bisa jadi motivasi untuk membuat produk ukm serupa. Sepertinya memang Jogja lagi gencar-gencarnya mengembangkan produk ukm.
BalasHapus