23 Mar 2018

Indonesia Target Jadi 5 Besar Industri Makanan Halal

UMKM Yogyakarta yang difasilitasi sertifikat halal MUI.
Konsumsi kuliner halal di Indonesia saat ini masuk dalam 15 besar di dunia. Hal tersebut membuat yakin Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) untuk mewujudkan Indonesia berada di posisi 5 besar tingkat dunia, sebagai industri makanan halal. 

Pelaku industri halal tersebut tidak terbatas umat muslim saja, tetapi mencakup semua pengusaha kuliner di Indonesia.




Sehingga dirasa sangat perlu adanya pembekalan keilmuan tentang makanan halal. Baik bagi masyarakat umum dan pelaku usaha kuliner. Maka itu, MES rutin memberikan workshop dan kelas tentang makanan halal. Dari produk makanan halal itu digiring untuk diakui dengan memiliki sertifikasi halal. 

Seperti diketahui, makanan bersertifikasi halal sebelumnya dilakukan pengecekan. Baik mulai bahan baku, proses produksi, hingga kemasan siap jual atau edar. Sehingga dipastikan layak untuk konsumen.

Manager area Bank Mandiri Syariah Yogyakarta yang juga anggota MES, Sukma Dwi Priyadi dalam sambutannya pada workshopKulinerku Halal yang diselenggarakan di Graha Mandiri Syariah, Yogyakarta Senin (22/01) ini mengungkapkan, ”Menjadi ikhtiar kita bersama dan tidak membatasi umat muslim saja, tapi mencakup keseluruhan pelaku usaha kuliner. Begitu banyaknya usaha kuliner di Yogyakarta, sehingga kami ingin di DIY bisa menjadi motor penggerak kuliner halal,” papar Sukma.

Pihaknya juga sangat peduli terhadap langkah ini yang ingin dimulai dari Yogyakarta untuk menjadi pengembangan kuliner halal, yang kemudian merambah hingga tingkat nasional. 

”Kami sangat mendukung acara semacam ini. Ikuti even ini sebaik-baiknya, sehingga mendapat manfaat serta berkah. Dan bisa menjadi gerakan besar dan bisa berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia 5 besar Industri Kuliner Halalnya,” tambahnya.

Workshop Kulinerku Halal 2018 ini dihadiri sekitar 200 peserta. Mereka terdiri dari pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Yogyakarta, dan para calon pengusaha. Di even kali ini menghadirkan tiga pembicara. Di antaranya, Nanung Danar Dono, Ph.D, LPPOM MUI DIY, dan Balai POM DIY.

Ketua MES Yogyakarta Muhammad Bekti Hardianto menuturkan, ini termasuk langkah berjihad untuk kuliner halal. Karena Allah SWT memerintahkan untuk makan makanan yang halal dan thoyib atau baik. Dan potensi industri halal di Indonesia sangat besar sekali. ”Sehingga Indonesia punya ambisi bisa mencapai 5 besar,” katanya.

Ia melanjutkan, MES merupakan paguyuban yang ada hingga level nasional. Pada dasarnya MES didirikan oleh masyarakat yang memiliki komitmen sama pada Ekonomi Syariah. Pengurus dan anggota MES terdiri dari para tokoh-tokoh yang berkompeten dan memiliki otoritas di bidang syariah, para akademisi, ulama, dan orang-orang yang peduli juga terhadap Ekonomi Syariah.

”Baik dari LPPOM MUI yang memiliki otoritas menetapkan kehalalan juga bergabung di MES. Hal tersebut sangat membantu para pengusaha UMKM memiliki wawasan dan pengetahuan tentang produk halal dan mudah menjadikankan halal produknya,” jelasnya.

Bekti menambahkan, workshop Kulinerku Halal tidak berhenti sampai di sini. Selanjutnya ada acara untuk follow up. Akan ada kelas rutin untuk pelaku usaha untuk lebih memahami seluk beluk halal dan haram.

”Kami siap memfasilitasi para UMKM sampai punya sertifikasi halal. Tentunya dengan tahapan-tahapan dan aturan yang telah ditentukan. Adapun yang telah kami support yang juga sebagai binaan Bank Madiri Syariah untuk memperoleh sertifikat halal gratis, yaitu UMKM Kuliner Sayegan, Soto Betawi, Catering Bu Endah, dan Dasi Udon. Mereka sebelumnya juga mengikuti workshop ini pada tahun lalu,” pungkasnya.

Ayu/

Begini Cara Bikin Konten Promosi di Sosmed


Konsultan PLUT Imam Syafi'i bidang Branding.
Ternyata promosi lewat media sosial itu tak semudah yang dibayangkan. Banyak UMKM melakukan ketidak tepatan dalam berporomosi di Sosial media. Antara lain, Instagram, Facebook, Whatsapp, website dan lainnya.

Kebanyakan mereka mengunggah foto produk ataupun memberikan caption seadanya, lantas berharap produk atau barang kan habis terjual.

Tentunya ada trik khusus, yang dilakukam para pelaku UMKM agar promosi lewat sosial media tepat sasaran, sesuai, dan produk laku dijual.

Melihat  masalah tersebut, tim Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT KUMKM) DI Yogyakarta menyelenggarakan Kelas Bisnis Selasa Pagi dengan mengusung tema "Meramu Konten untuk Promosi Sosmed".

Acara yang diselenggarakan pada Selasa (21/11) pukul 09.00 WIB bertempat di gedung PLUT di Jalan HOS. Cokroaminoto No.162 Yogyakarta itu dihadiri lebih dari 10 orang mitra PLUT. Kelas yang diisi salah satu konsultan PLUT Imam Syafi'i ini menjelaskan tentang tujuan utama konten Marketing baik untuk Website, Instagram atau Facebook.

"Jika membuat konten dengan tujuan langsung dibeli konsumen itu keliru," ungkapnya.

Ia membeberkan, tujuan utama konten marketing yaitu memberi tahu apa-apa yang dibutuhkan konsumen. Kemudian membuat konten berikutnya agar pembaca atau yang melihat tertarik. Jika pembaca atau pengikut tertarik, otomatis menggiringnya untuk membeli.

"Jadi jangan langsung. Kenali target pasar kita dulu. Orang mau beli itu kan karena butuh dan memiliki masalah. Misalnya, orang mau beli celana. Selain model yang sedang tren, karena memang butuh sebab celana lama sudah sempit atau sobek. Nah dari masalah mereka itu, pelaku usaha memberikan edukasi lewat postingan. Bagaimana cara merawat celana dengan bahan yang halus," papar Imam yang juga pengusaha kaus ini.

Tips Bikin Konten

Selanjutnya, Imam menjelaskan tentang konten. Sebelum konten dibuat sebaiknya melakukan perencanaan. Hal tersebut bisa digali lewat google analytic untuk mencari kata kunci. Setelah diperoleh dilakukan seleksi kata yang pas dengan produk.

Kemudian menentukan target audiens, melakukan survei tentang berapa pendapatan mereka (audiens) dan dimana mereka tinggal.

"Hal itu diperlukan, untuk mengetahui karakteristik calon pembeli kita. Sehingga kita tau konten apa saja yang harus kita sodorkan," jelasnya.
Ia melanjutkan, setelah perencanaan dibuat lalu produksi konten. Dan distribusi konten. Dalam distribusi konten, bisa berupa foto, ebook, infografis, artikel, dan video.
Para pelaku UMKM mengikuti KBSP.
Usai menjelaskan, Imam pun meminta peserta yang hadir untuk praktik membuat konten sebanyak 300 kata. Dan salah satu dari mereka pun diminta membacakannya.
Imam pun memberikan rumus membuat konten dalam bentuk segitiga.

Yaitu, paling atas berbentuk kerucut berisi konten penjualan. Tengah berisi konten branding, dan yang paling bawah konten pengenalan. Di konten pengenalan ini sebaiknya diperbanyak. Terutama mengulas umum terlebih dahulu kemudian baru mengkerucut.

Imam berharap, para pelaku UMKM mau mempraktikan apa yang disampaikan. Kemudian membuat perubahan berpromosi lebih baik. Tak hanya melalui sosial media, tapi juga memiliki website dan berpromosi di sana.
 Ayu/